wedding photography

wedding photography
***Selamat Datang di Jegeg Bali Creative Design and Multimedia | JB Photography ***

Rabu, 04 Maret 2015

prewed

Konsep : Wedding traditional classic & Balinese modern

Model   : Agus Darmawan & Purwantini
location : at margarana - tabanan - bali

 








konsep by : 
kadek dewii
photographer by:
arya pict
make up by :
A salon


Rabu, 29 Oktober 2014

Konsep Prewedding

hmmm hari ini aku lg memikirkan konsep untuk preweddingnya kakak nih..
kakak cewe aku yg ada satu2nya ini mau merid, hikzzz sedihhh bnget..gmn gag sdih slma ini dy yang
nanggung kehidupan financial aku, dy yg beliin produk kecantikan, dy yg bliin baju tiap hari raya, dy yg beliin cemilan klo drmh lg pngen ngemil dan dy jg yg bs diandalkan klo aku lg males cuci baju. sekarang ini dy mnta aku bikinin konsep prewedding buat dy sm owoknya,hmm baiklah karena ini permintaan kakakku yg agak cantik ini, aku akn memikirkan konsepnya..

-->>

Pada awalnya para fotografer pernikahan hanya membuat karya-karya foto "on the spot" dimana saat
hari pernikahan berlangsung, sejalan dengan proses kreatif mereka dalam melakukan pencarian, muncul seni fotografi pernikahan yang disebut prewedding. Prewedding dibuat lebih sebagai improvisasi profesional dari kejenuhan Wedding Photography biasa. Prosesnya, berlangsung out door maupun in door. Pelaku yang terlibat di dalamnya membuat konsep-konsep tertentu di lokasi tertentu sehingga hasilnya pun menjadi sebuah karya seni foto yang memadukan banyak unsur. Mulai dari teknik foto itu sendiri, wardrobe, maupun make up sehingga foto pernikahan ini menjadi lebih "berbicara" dari foto pernikahan sebelumnya.

Baiklahhh...skarang bru kbayang mau bkin konsep
prewed kyak gmn hihiiiiii....


Photo Casual

Konsep : casual

Model : Agus Darmawan & Purwantini
Lokasi : Pantai Bali clif


 


adehh..ini pose padahal udah bagus yak..tp kok modelnya merem sehhh, baiklah...tak apa 
dipajang aja yok ckckckck

( *mahap yak..mdah2n gag diliat sama orangnya :D )





Jumat, 02 Mei 2014

Upacara Potong Gigi di Bali

BUDAYA BALI ->> Metatah (Manusia Yadnya)


Konsep : Budaya BALI "METATAH / MESANGIH"

Model  : Putu Ruz & Kadek Adi
Lokasi  : Margarana-Tabanan-Bali



***
Metatah atau yang sering juga disebut dengan mesangih, mepandes adalah kata lain dari upacara potong gigi yang dilakukan umat Agama Hindu di Bali sebagai bentuk Upacara Manusia Yadnya. Upacara Metatah, mesangih atau mepandes dilaksanakan oleh umat agama hindu dengan tujuan menghilangkan atau mengurangi sikap buruk dari seorang anak yang baru saja meranjak remaja, dimana bagi anak perempuan yang telah datang bulan atau mensturasi, sedangkan bagi anak laki laki telah memasuki masa akil baliq atau suaranya telah berubah, dengan upacara ini juga anak anak dihantarkan ke suatu kehidupan yang mendewasakan diri mereka yang di sebut juga niskala. Upacara Metatah ini dimana, 6 buah taring yang ada di deretan gigi atas dikikir atau ratakan.Upacara ini merupakan suatu kewajiban adat istiadat dan kebudayaan yang masih terus dilakukan oleh umat Hindu di Bali secara turun temurun sampai saat ini (kewajiban ini wajib dilangungkan atau dilaksanakan oleh setiap orang tua yang memiliki anak-anak yang sudah mulai beranjak remaja).


***
Adapun tujuan dari upacāra Mapandes dapat dirujuk pada sebuah lontar bernama Puja Kalapati yang mengandung makna penyucian seorang anak saat akil balig menuju ke alam dewasa, sehingga dapat memahami hakekat penjelmaannya sebagai manusia. Berdasarkan keterangan dalam lontar Pujakalapati dan juga Ātmaprasangsa, maka upacāra Mapandes mengandung tujuan, sebagai berikut:
  1. Melenyapkan kotoran dan cemar pada diri pribadi seorang anak yang menuju tingkat kedewasaan. Kotoran dan cemar tersebut berupa sifat negatif yang digambarkan sebagai sifat Bhūta, Kāla, Pisaca, Raksasa dan Sadripu yang mempengarhui pribadi manusia, di samping secara biologis telah terjadi perubahan karena berfungsi hormon pendorong lebido seksualitas.
  2. Dengan kesucian diri, seseorang dapat lebih mendekatkan dirinya dengan Tuhan Yang Maha Esa, para dewata dan leluhur. Singkatnya seseorang akan dapat meningkatkan Śraddhā dan Bhakti kepada-Nya.
  3. Menghindarkan diri dari kepapaan, berupa hukuman neraka dikemudian hari bila mampu meningkatkan kesucian pribadi.
  4. Merupakan kewajiban orang tua (ibu-bapa) yang telah mendapat kesempatan dan kepercayaan untuk menumbuh-kembangkan kepribadian seorang anak. Kewajiban ini merupakan Yajña dalam pengertian yang luas (termasuk menanamkan pendidikan budhi pekerti, menanamkan nilai-nilai moralitas dan agama) sehingga seseorang anak benar-benar menjadi seorang putra yang suputra.
 Adapun 6 sifat buruk dalam diri manusia atau disebut juga sad ripu yang harus dibersihkan tersebut adalah:
  1. Hawa nafsu
  2. Rakus/Tamak/keserakahan
  3. Angkara murka/kemarahan
  4. Mabuk membutakan pikiran
  5. Perasaan bingung
  6. Iri hati/ dengki
Dari semua sifat yang ada ini, bila tidak dikendalikan dapat mengakibatkan  hal hal  yang tidak baik/diinginkan, juga bisa merugikan dan membahayakan bagi anak anak yang akan beranjak dewasa kelak dikemudian hari. Oleh karena itu kewajiban bagi setiap orang tua untuk dapat memberi nasehat, bimbingan serta permohonan doa kepada Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha ) agar anak mereka terhindar dari 6 pengaruh sifat buruk yang sudah ada sejak manusia di lahirkan di dunia.

**
Kegiatan saat upacara
  1. Pendeta atau orang yang terhormat dalam upacara ini minta restu di tempat suci, lalu anak anak atau remaja yang akan melaksanakan potong gigi dipercikan air suci/tirta, setelah itu mereka memohon keselamatan untuk melaksanakan upacara.
  2. Pendeta melakukan potong rambut dan menuliskan lambang lambang suci  dengan tujuan mensucikan diri serta menandai adanya peningkatan status sebagai manusia, untuk meninggalkan masa kanak kanak ke masa remaja.
  3. Anak anak yang akan di potong giginya naik ke bale tempat pelaksaaan Mepandes dengan terlebih dahulu menginjak sesajen yang telah disediakan sebagai symbol mohon kekuatan kepada Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
  4. Setelah pemotongan gigi berlangsung, bekas air kumur kumur  dibuang di dalam buah kelapa gading, ini bertujuan agar tidak mengurangi nilai kebersihan dan kesakralan dalam menjalankan upacara ini.
  5. Lalu dilanjutkan dengan  melakukan penyucian diri oleh pendeta agar dapat menghilangkan bala/kesialan untuk menyongsong kehidupan masa remaja.
  6. Melaksanakan Mapedamel yang bertujuan sebagai symbol restu dari Dewa Semara dan Dewi Ratih agar dalam kehidupan masa remaja dan seterusnya menjadi orang yang bijaksana, dalam mengarungii kehidupan di masa datang. Di saat melakukan upacara ini anak anak mengenakan kain putih dan kuning, memakai benang pawitra berwarna tridatu (merah, putih dan hitam) sebagai simbol pengikat diri terhadap norma norma agama, kemudian anak anak yang dipotong giginya mencicipi 6 rasa (pahit, asam, pedas, sepat, asin dan manis) yang mempunyai arti dan makna makna tertentu.
  7. Setelah proses mapedamel dilakukan, dilanjutkan dengan upacara Natab Banten, yang bertujuan memohon anugerah kepada Hyang Widhi agar apa yang menjadi tujuan dapat tercapai.
  8. Setelah proses upacara tersebut dilakukan dilanjutkan dengan Metapak, tujuan adalah memberitahukan kepada anak nya bahwa kewajiban sebagai orang tua dari melahirkan, mengasuh dan membimbing sudah selesai, diharapkan  sang anak kelak setelah upacara ini menjadi orang yang berguna, sebaliknya si anak  kepada orang tua nya menghaturkan sembah sujud ungkapan terima kasih  sudah dengan susah payah berkorban jiwa dan raga untuk melahirkan mereka, mengasuh, membesarkan,  mendidik dan membimbing mereka menuju jalan yang baik dan benar sampai dewasa. (Ida Pandita Sri Bhagawan Dwija Warsa Nawa Sandhi)


 




Camera Model : NIKON D5100
f/10  | 1/60 sec  | 18 mm
ISO 1000
Flash On


Senin, 15 Juli 2013

Echa Dewantari

Konsep : GADIS BALI

Model : Echa Dewantari
Lokasi : Museum BALI
Make Up by Sekar Putih Salon




photo by kadek dewi photograph
@ 2013

BUDAYA BALI

Konsep : Budaya BALI "SENI TARI"
Model  : Komang Ayu P.D & Tania
Lokasi  : Nusa Dua



Camera Model : NIKON D5100
f/6.3  | 1/160 sec  | 26-48 mm
ISO 320
Flash On


Konsep : Budaya Bali  "Mebakti"
Model : My All Family
Lokasi : Tabanan Bali



Camera Model : NIKON D5100
f/4  | 1/13 sec | 20 mm
ISO 100
No Flash